Selasa, 26 Februari 2013

Teknologi yang merubah Hidup Manusia…..

Banyak perubahan yang telah terjadi pasca 15 tahun terakhir. Dalam tulisan ini saya akan mengulas beberapa perubahan yang cukup signifikan memberikan pengaruh pada kehidupan manusia di bumi ini. Dunia pada tahun 1995 sangat berbeda. Saat itu (penulis masih berusia remaja) belum ada koneksi internet dimana-mana, belum pernah mendengar nama Mark Zuckerberg atau Facebook, Google, Ebay, You Tube, Twitter. Yang baru ada hanya Microsoft dan Apple saja. Semua layanan masa depan saat ini masih belum terbayangkan. Dunia yang saling terhubung dalam bentuk musik digital, film dan foto yang saat ini kita nikmati tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Komputer jinjing atau mobile computing masih jauh dalam angan-angan, bahkan saat itu laptop masih besar dan monokrom (satu warna) Semua perkembangan yang saya sebutkan di atas tidak hanya berubah dalam tatanan teknologi, tapi juga merubah cara hidup manusia dan cara pandang kita terhadap dunia. Beberapa diantaranya bisa membuat hidup kita menjadi lebih baik, tapi di sisi lain bisa membuat kita hanya menghambur-hamburkan uang. Saya coba memberikan wawasan terkait dengan 10 Perubahan yang merubah manusia dan memberikan dampak cara manusia hidup di abad 21 ini. Anda boleh tidak setuju ya.

1. Dulu Televisi, Sekarang PC Di tahun 1995, mayoritas rumah pasti memiliki Televisi (TV) sebagai satu-satunya media hiburan. Sebuah layar TV tabung (CRT) yang besar selalu menghiasi ruang keluarga. Tayangan masih berformat analog dengan saluran atau kanal yang sangat terbatas. Sedikit perkembangan terjadi dengan munculnya jaringan TV berbayar dengan menggunakan teknologi satelit. Namun dalam implementasinya tidak bisa mencapai penjualan yang signifikan mengingat banyak keterbatasan baik dari sisi penyedia jasa maupun pelanggan seperti perlu antenna besar dan harus membeli decoder yang berharga cukup mahal. Dalam masa ini, juga banyak rumah yang sudah memiliki PC, sebuah kotak besar dengan layar tabung yang umumnya ditempatkan di ruangan khusus yang dingin. Penggunaan juga masih terbatas pada kegiatan penulisan dokumen, pencetakan dokumen dan bermain game. Saat ini (2012) sarana hiburan TV berbayar sudah semakin berkembang. Jutaan orang di Indonesia sudah bisa menikmat layanan 24 jam dengan dukungan saluran (channel) yang jumlahnya sampai ratusan. Penyedia jasa bahkan sudah menawarkan layanan program on demand, program yang bisa pause-live, bisa melakukan perekaman secara jarak jauh, dan lain-lain. Akan tetapi tayangan berbasis TV ini masih bersifat tradisional dan jauh dari konsep home entertainment. Kenapa ? karena sekarang PC sudah menjadi pusat hiburan. Sebuah PC bukan hanya sekedar kotak yang berisi processor, RAM, hard disk saja. Saat ini di rumah, saya dan mungkin jutaan orang lainnya sudah menggunakan sebuah PC yang terhubung dengan seperangkat speaker untuk mendengar music dan bermain game. Saya juga menonton film dengan menggunakan Blu-Ray Disc dan menonton layanan TV on Demand dengan menggunakan layanan IPTV dan lainnya menggunakan console PS3. Ternyata kebiasaan tersebut sebentar lagi akan berubah. Sebuah PC bisa digunakan sebagai pusat hiburan rumah. PC dengan spesifikasi tertentu sudah terkoneksi dengan berbagai media. Layanan IPTV, radio online, game, menonton film Blu-Ray dan game hanya dengan 1 alat. PC sudah menjadi “king of the home”



2. Dulu Surat dan Telepon, Sekarang Email, SMS dan IM Kapan terakhir kali kita berkirim surat ? mengirimkan kartu ulang tahun ? Melakukan korespondensi dengan teman dengan berkirim kartu pos ? Saat ini kebutuhan manusia untuk berkoresponden sangat membutuhkan personalisasi dan harus segera. Dan keseluruhan teknik komunikasi di atas sama sekali tidak memungkinkan. Dulu kita sangat senang kala menerima panggilan melalui telepon rumah. Kita bergegas berlari menuju sebuah kotak dan gagang telepon untuk mendengar dan berbicara di pesawat telepon rumah. Saat ini berbicara melalui telepon rumah sudah menjadi kejanggalan kan ?? Kita sangat nyaman dengan berhubungan atau berkomunikasi dengan SMS, Skype, email atau Instant Messaging (IM). Komunikasi melalui situs social media juga sudah menjadi keharusan. Saya sendiri saat ini sudah merasa nyaman berkomunikasi melalui chatting dengan anak saya kala dia belajar di sekolah. Cara-cara komunikasi baru ini sudah menghilangkan batasan sosial dan geografis. Bahkan komunikasi ini sudah menciptakan impresi baru dalam tingkatan keakraban antar manusia. Kita bertanya atau menjawab cukup dengan mengetik dan menekan tombol ENTER atau SEND saja. Namun di sisi lain kita juga bisa menghilangkan batasan privacy. Kita dapat dengan mudah mengirimkan sebuah informasi kepada banyak orang Pergeseran cara komunikasi yang formal melalui surat dan telepon ke bentuk pesan digital telah merubah cara hidup manusia!



3. Dulu Fotografi film, Sekarang Digital Beberapa fotografer masih ada yang bertahan dengan menggunakan teknologi film. Di sisi lain, seluruh pembuat film saat ini sudah banting stir dengan memproduksi alat fotografi dan videografi digital. Media penyimpanan, resolusi gambar, kecepatan process dan ukuran yang kompak saat ini sudah menjadi keharusan. Kamera dengan ukuran besar, berat, batere eksternal, memory terbatas saat ini sudah ada dalam keranjang sampah. Dengan teknologi digital, tidak ada lagi batasan berapa jumlah foto yang kita ambil, tidak ada lagi masa waktu untuk menunggu cetak film atau cetak foto, kurang cahaya, dan lain-lain. Saya masih ingat dulu, ketika kita ingin mengambil video harus menggunakan tenaga professional dengan peralatan yang besar dan kemampuan yang terbatas. Sekarang, saya cukup membawa mini camcorder dengan kemampuan harddisk yang besar dan batere lithium rechargeable yang tahan lama. Bagi saya ini adalah sebuah keajaiban….. Satu lagi perubahan yang kita rasakan. Telepon pintar saat ini juga sudah dilengkapi dengan fitur kamera dan perekaman video yang sangat canggih. Dalam hitungan detik kita bisa mengambil gambar dan video dan langsung mengunggah di internet untuk dipublikasikan secara online.



4. Dulu Komputer Meja, Sekarang Komputer Mobile (mobile computing) Saya masih ingat tahun 1995, sebuah komputer meja yang saya miliki adalah sebuah box besar dengan monitor tabung yang cukup besar, terhubung dengan sebuah printer dot matrix (Epson LX-800 yang melegenda) dan sebuah modem dial-up. Sampai tahun 2000, Komputer meja atau dikenal dengan Desktop PC semakin powerfull, mudah diupgrade dan harga lebih murah dibandingkan dengan laptop. Akan tetapi 10 tahun kemudian semua berubah, harga sebuah laptop bahkan lebih mudah dari harga sebuah PC dengan kemampuan dan spesifikasi yang relative sama tanpa kebutuhan card. Semua terkoneksi dengan colokan kecil yang dikenal dengan nama USB (Universal Serial Bus) Akhirnya banyak orang berpikir “apa keuntungan yang bisa didapatkan oleh sebuah Desktop PC selain kemampuan upgrade yang simple?” Ukuran yang simple dan ringan merupakan keunggulan sebuah laptop yang dapat dengan mudah dibawa kemana-mana. Akibatnya di tahun 2008 penjualan laptop di seluruh dunia bisa melampaui penjualan desktop PC. Memang desktop tidak akan segera berakhir, tapi aspek portabilitas tetap menjadi acuan pengguna. Dari sisi produsen, laptop memang cenderung lebih mudah diproduksi dan dikirim ke pelanggan. Seluruh aktifitas mulai dari email, word processing, web surfing, game, edit foto dan video, social networking dapat dengan mudah dilakukan melalui sebuah laptop. Meskipun beberapa aplikasi tersebut dapat digantikan oleh smartphone, tablet atau netbook, notebook hingga saat ini tetap menjadi pilihan. Desktop masih tetap digunakan untuk kebutuhan dengan aplikasi yang rumit, file yang besar dan dalam kegiatan perkantoran lainnya.



5. Dulu Tape, disc, Zip, Sekarang Cloud Sesuai dengan perkembangan teknologi digital pada fotografi dan videografi yang berdampak pada kebutuhan space storage dan kebutuhan untuk selalu dapat mengakses data secara cepat telah merubah perilaku dalam penggunaan penyimpanan data. Sekarang sudah jamannya Cloud. Layanan cloud computing yang sesungguhnya adalah layanan fungsi komputasi (bukan sebagai layanan produk secara fisik); Cloud menjanjikan fasilitas sharing resources, aplikasi dan informasi tanpa memperdulikan perangkat hardware, jaringan dan power yang digunakan. Jadi kalau kita sudah menggunakan aplikasi word processor secara online atau apikasi editing video dari sebuah web site, kita sudah menjadi pengguna cloud computing. Kita juga dengan bebas bisa menggunakan media space dengan proses yang simple. Tidak harus disimpan dalam harddisk yang ada dalam komputer kita. Semua tersimpan dalam cloud. Contoh yang mudah adalah jika kita menggunakan webmail. Kita tidak perlu menyimpan arsip email dalam komputer. Sharing hasil foto atau video tanpa harus mengunggah ke Facebook, Picasa atau Flickr. Cukup ketik link file yang ada di dalam cloud!! Bagi perusahaan yang belum mapan, data yang dimiliki tidak harus disimpan (back-up) dalam sebuah server yang canggih. Data bisa disimpan dalam sebuah cloud storage service. Kemudahan yang ditawarkan mulai dari pengaturan folder, pengaturan file hingga ke pengaturan besarnya storage yang kita butuhkan. Kita tidak perlu khawatir akan back-up data yang rusak, hilang, atau crash seperti pada waktu kita menggunakan media fisik seperti tape, disc atau zip. Semua sudah diatur oleh penyedia jasa cloud yang tersimpan dalam server-server yang sudah memiliki system back-up yang sangat canggih.



6. Dulu Tatap Muka, Sekarang Social Media Bertemu muka secara fisik saat ini sudah semakin sulit. Pertemuan kontak mata, berpelukan hingga berjabat tangan sudah semakin jarang dilakukan. Manusia saat ini lebih senang bertemu dengan duduk dalam ruangan dan berkomunikasi dengan dunia hanya melalui sebuah situs social-media!!! Dalam 5 tahun terakhir, perkembangan atau pertumbuhan situs social media telah merubah cara manusia berkomunikasi. Menghina status atau konten yang dipampang dalam situs social media seperti Twitter atau Facebook adalah hal yang lumrah. Begitu juga dengan tindakan narsis bagi sebagian orang yang sudah dianggap biasa. Hal ini tidak terbayangkan pada tahun 1995. Setiap orang yang memiliki minat sama harus bergabung dalam sebuah group dengan mendaftarkan diri (subscribe) dan jika beruntung bisa menghadiri event-eventnya. Untuk berkomunikasi-pun kita harus dalam lingkup geografis yang berdekatan. Otomatis membutuhkan biaya yang cukup besar. Saat ini semua sudah tidak diperlukan lagi. Bahkan, melalui sebuah aplikasi pabrikan mobil bisa mendisain dengan menerima masukan ratusan ribu pelanggan atau fans dalam waktu yang sangat singkat tanpa perduli respondennya dari manapun di belahan dunia ini. Semua hal tersebut hanya dapat dipenuhi dengan munculnya teknologi internet. Saat ini segala sesuatu dapat dibuat secara virtual. Dengan Facebook, sekelompok orang dapat menjadi penggemar atau tim pendukung sebuah kesebelasan sepakbola atau dapat berdiskusi langsung dengan artis idolanya. Jika sebuah kejadian berlangsung, seluruh manusia dapat menjadi saksi dan memberikan opini, secara langsung ke seluruh dunia. Jika kita ingin mengetahui apa yang terjadi di belahan dunia lain, cukup melakukan pencarian di Twitter. Hal ini kadang juga menjadi masalah baru. Opini pribadi sering dianggap sebagai sebuah fakta. Bisa dibayangkan jika seorang selebritis yang sakit bisa dikabarkan meninggal dunia dan menyebar luas hanya karena opini 1 orang saja!! Terkadang manusia juga lupa akan kodratnya. Hakikat sebuah komunikasi adalah human contact. Pertemuan yang intens di dunia maya tidak akan sama kualitasnya dengan bertemu secara fisik.



7. Dulu Dial-up, Sekarang Broadband Istilah “broadband” saat ini sudah tidak asing lagi di telinga kita. Banyak jargon-jargon yang ditawarkan oleh provider seperti koneksi internet “high speed” dan “always-on”dengan kecepatan download melebihi 2 megabits per second (Mbps). Hal ini belum kita temukan di tahun 1995 dimana kita hanya mengenal istilah “dial-up” Masih jelas dalam ingatan saya pada saat terkoneksi dengan internet menggunakan modem dial-up. Modem harus tersambung cukup lama dengan melakukan “dial” ke nomor tertentu sebelum “on” ke internet. Selanjutnya masih harus menunggu lagi untuk membuka sebuah laman situs yang dituju sembari mengecek status saluran teleponnya. Saat itu belum ada teknologi seluler atau mobile yang bisa mengakses internet. Ketika tersambung kita dipaksa untuk membayar ke provider (berbasis kuota atau waktu) Koneksi dial-up kala itu hanya satu-satunya cara untuk tersambung ke internet. Lambat dan biaya yang cukup mahal menjadi taruhannya. Hal ini berdampak pada bagaimana kita mengkonsumsi layanan berbasis internet. Sebelum mengirim email atau posting di internet, kita cenderung melakukan pre-writing dengan menyiapkan terlebih dahulu secara offline sebelum disalin dan mengirimkannya. Saat ini, kita sudah terbiasa dengan koneksi internet yang cepat sehingga sudah menjadi kebiasaan melakukan “browsing”, komunikasi (chatting & internet call), menikmati music dan video. Internet sudah dipercaya sebagai salah satu media hiburan dan bisnis.



8. Dulu Cek dan Tunai, Sekarang Kartu Debit dan Kartu Kredit Dulu, ketika bepergian selalu membawa uang tunai dalam tas atau dompet kita. Sekarang, kartu debit dan kredit sudah menjadi bagian dalam kehidupan kita tanpa harus membawa uang tunai yang banyak. Bahkan metode pembayaran seperti PayPal dapat menyimpan uang kita untuk belanja online. Teknologi pembayaran dan transaksi terbaru saat ini menjanjikan kemudahan dan penghematan yang luar biasa saat kita bertransaksi. Namun di sisi lain kenyamanan ini memiliki konsekuensi resiko yang cukup besar pula. Seorang pelaku kejahatan di internet dapat mencuri data pribadi kita dan menggunakannya untuk kegiatan yang merugikan si pemegang kartu atau alat pembayaran lainnya. Namun kelemahan ini senantiasa diantisipasi oleh pihak bank dengan menambahkan aplikasi keamanan yang berlapis. Beberapa bank sudah menambahkan chip dan PIN untuk meningkatkan keamanan dalam setiap transaksi. Tapi pada akhirnya keamanan transaksi tetap ada di tangan pemegang kartunya. Perkembangan lebih jauh dari “contactless payment” adalah metode transaksi dengan menggunakan perangkat smartphone (NFC “Near Field Communication)



9. Dulu Pergi Toko, Sekarang Beli via Online Dulu ketika kita ingin membeli sesuatu, katakanlah membeli hadiah atau buku pasti kita harus keluar dari rumah, menggunakan kendaraan dan pergi ke toko yang dituju untuk membeli barang tersebut. Sekarang, cukup dengan terhubung ke internet, kita buka laman situs online atau social media, lakukan pesanan, bayar via internet dan pengiriman barang langsung dilakukan. Saat ini, putera saya tidak perlu repot-repot harus datang ke toko buku Gramedia, memilih buku dan membayar secara tunai. Sekarang dia cukup membuka situs Gramedia online, mencari informasi dan membaca referensi selanjutnya melakukan pemesanan. Dalam kurun waktu 1 hari setelah konfirmasi pembayaran, buku pesanan sudah sampai di depan rumah. Jika kita ingin bepergian, dulu kita harus pergi ke agen perjalanan atau ke maskapai untuk pemesanan dan pembelian tiket. Begitu juga saat kita memesan hotel. Sekarang, cukup buka sebuah situs dengan mudah kita bisa membeli tiket dan termasuk hotel hanya dengan berbekal online ke internet. Hal yang memudahkan lain adalah setiap orang bisa menjadi penjual dan pembeli. Melalui situs lelang online hal ini bisa dimungkinkan dan dapat dieksekusi dengan mudah. E-Bay sebagai sebuah situs lelang online memiliki pangsa pasar yang tidak terbatas di dunia ini. Kita tidak harus turun ke jalan, mencari berbagai diskon atau penawaran harga murah jika ingin liburan ke luar kota. Cukup duduk di belakang laptop kita bisa dengan mudah melakukan pencarian program-program diskon liburan. Melakukan perbandingan harga termurah bahkan mendapatkan voucher-vouchernya. Berbagai inovasi selalu dikembangkan.



10. Dulu : Pribadi dan Keamanan – Sekarang Umum dan Tidak aman. Hampir semua perubahan yang kita telah diuraikan di atas berdampak pada keamanan dan privasi yang terbuka bebas. Segala perangkat yang kita miliki tersebut memiliki kemampuan yang luar biasa dan membuat hidup kita lebih menyenangkan. Namun tetap masih ada sisi kelemahan untuk keamanan data dan perangkat kita. Semakin murahnya harga laptop, smartphone dan tablet serta segala kemampuannya ternyata juga mudah untuk dicuri. Semua data dan informasi tentu dengan mudah digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Begitu juga dengan layanan internet yang “always-on” yang cukup rawan terhadap pencurian data atau tindak criminal lainnya. Data-data pribadi yang kita masukkan dalam situs social media juga bisa menjadi sasaran empuk pelaku criminal. Sekali kita mempublikasikan data di internet, maka untuk selanjutnya tidak ada cara lain bahwa data kita bisa digunakan oleh orang lain dengan mudah.